KESALAHAN-KESALAHAN
BERPIKIR
Fallacy
of Dramatic Instance berawal dari kecenderungan orang untuk
melakukan apa yang dikenal dengan over-generalisatuon. Yaitu, penggunaan
satu-dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum.
Seringkali kesimpulan itu merujuk pada pengalaman pribadi seseorang.
Fallacy
of Retrospective Determinism atau dapat dijelaskan
sebagai kebiasaan masyarakat yang menganggap masalah sosial yang sekarang
terjadi sebagai sesuatu yang secara historis memang selalu ada, tidak bisa
dihindari, dan merupakan akibat dari sejarah yang cukup panjang. Cara berpikir
nin selalu mengacu pada “kembali ke belakang” atau “historis”. Atau secara
jelasnya disebutkan sebagai upaya kembali pada sesuatu yang seakan-akan sudah
ditentukan dalam sejarah masa lalu.
Post
Hoc Ergo Propter Hoc atau sesudah itu- karena itu- oleh sebab
itu. Bila ada peristiwa yang terjadi dalam urutan temporal, maka dapat
dinyatakan bahwa yang pertama adalah sebab dari yang kedua. Inti dari kesalahan
berpikir ini ketika seseorang berargumentasi dengan menghubungkan sesuatu yang
tidak berhubungan.
Fallacy
of Misplaced Concretness adalah kesalahan berpikir yang
muncul karena kita mengkonkretkan sesuatu yang sebenarnya adalah abstrak. Atau
dapat dikatakan sebagai menganggap real seuatu yang sebetulnya hanya ada dalam
pikiran kita.
Argumentum
ad Verecundiam ialah berargumen dengan menggunakan
otoritas, walaupun otoritas itu tidak
relevan atau ambigu. Berargumentasi dengan menggunakan otoritas seseorang yang
belum tentu benar atau berhubungan demi membela kepentingannya dalam hal ini
kebenaran argumentasinya.
Fallacy
of Composition adalah dugaan bahwa terapi yang berhasil
untuk satu orang pasti juga berhasil untuk semua orang.
Circular
Reasoning artinya pemikiran yang berputar-putar, menggunakan
kesimpulan untuk mendukung asumsi yang digunakan lagi untuk mendukung
kesimpulan semula.
Black and White Fallacy: Inti dari kesalahan berfikir
ini ketika seseorang melakukan penilaian atau berargumentasi berdasarkan dua
alternative saja dan menafikan alternative lain.
Argumentum
Ad Miseria: Kesalahan berfikir karena menarik kesimpulan dengan
berdasarkan rasa kasihan tanpa berdasarkan bukti. Misalnya, “memang benar
Soeharto itu korupsi, tetapi dia kan juga mantan Presiden kita. Olehnya itu
kita ampuni saja.” Atau “memang benar Hafsah dan Aisya bantu membantu
menyusahkan Nabi sebagaimana mereka ditegur dalam Surah At-Tahrim ayat 4,
tetapi bagaimanapun juga mereka itu adalah istri Nabi yang harus kita
hormati.”
The
Fallacy Of The Undistrubed Midle Term: Kesalahan berfikir
karena orang yang mengambil kesimpulan tidak melakukan sesuatu apapun selain
menghubungkan dua ide dengan ide ketiga, dan dalam kesimpulannya orang yang
mengambil ide mengklaim bahwa telah menghubungkan satu sama lain.
Fallacy
Determinisme Paranoid: Pada umumnya istilah paranoid kita kenal
dalam disiplin ilmu psikologi. Yaitu suatu kondisi kejiwaan seseorang yang
merasakan rasa takut yang berlebihan tanpa alasan yang patut dibenarkan.
Biasanya kasus ini kita temukan pada orang yang trauma atau memakai sabu-sabu
(salah satu jenis narkoba). Tetapi dalam kesempatan ini kita membahas paranoid yang
timbul karena kesalahan berfikir, yakni adanya rasa takut yang berlebihan
karena tekanan kebodohannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar