Minggu, 06 November 2016

KEBENARAN MENURUT FILSAFAT



KEBENARAN MENURUT FILSAFAT

Kebenaran adalah suatu nilai utama di dalam kehidupan manusia, sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia, artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan selalu berusaha memeluk suatu kebenaran (Syam dalam Sofyan, 2010: 425). Sedangkan menurut Russel (dalam Sofyan, 2010: 425) mengatakn bahwa kebenaran adalah suatu sifat kepercayaan dan diturunkan dari kalimat yang menyatakan kepercayaan tersebut. Kebenaran merupakan suatu hubungan antara suatu kepercayaan dan fakta. Menurut Djaelani (dalam Sofyan, 2010: 425) kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan dengan fakta-fakta itu sendiri atau pertimbangan (judgment) dan situasi yang dipertimbangkan itu berusaha melukiskannya.
Kebenaran adalah soal hubungan antara pengetahuan dan apa yang dijadikan objeknya, yaitu apabila terdapat persesuaian dalam hubungan antara objek dan pengetahuan kita tentang objek itu (Gazalba dalam Sofyan, 2010: 426). Menurut adalah kesesuaian dengan fakta. Kebenaran adalah perwujudan dari pemahaman subjek tentang sesuatu, terutama yang bersumber dari sesuatu yang di luar subjek, yaitu fakta, peristiwa, nilai-nilai (norma hukum) yang bersifat umum. Kebenaran menurut Plato dan Aritoteles adalah pernyataan yang dianggapbenar itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya (Jalaludin dalamSofyan, 2010: 426). Kebenaran itu tampaknya bersifat relatif sebab apa yang dianggap benar oleh suatu masyarakat atau bangsa, belum tentu akan dinilai sebagai suatu kebenaran oleh masyarakat atau bangsa lain. Dari beberapa pengertian di atas, penulis memahami bahwa kebenaran adalah sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta dan bersifat relatif. Artinya apa yang dianggap seseorang benar, belum tentu orang lain menganggap benar.
1.      Sifat Kebenaran
Menurut Mintaredja (dalamSofyan, 2010: 430) mengatakan kebenaran dapat digunakan sebagai suatu benda yang konkret atau abstrak. Subjek menyatakan suatu preposisi yang diuji memiliki suatu kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri. Kebenaran dalam filsafat dibedakan menjadi tiga hal.
a.       Kebenaran yang berkaitan dengan kualitas pengetahuan hal ini terbagi atas.
1.      Pengetahuan biasa memiliki inti kebenaran sifatnya subjektif, artinya amat terikat pada subjek yang mengenal. Dengan demikian, pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar, sejauh sarana untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau tidak ada penyimpangan.
2.      Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang tetap menetapkan objek yang khas atau spesifik dengan menerapkan metodologi yang khas pula. Kebenaran ilmiah bersifat relatif, maksudnya kandungan kebenaran mendapatkan revisi yaitu selalu diperkaya oleh penemuan yang paling mutakhir.
3.    Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafat yang sifatnya mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran yang analitis, kritis, dan spekulatif. Sifat kebenaran dalam pengetahuan filsafat itu absolut.
4.      Kebenaran pengetahuan yang terkandung dalam pengetahuan agama memiliki sifat dogmatis. Suatu agama selalu dihampiri oleh keyakinan tertentu, sehingga pernyataan dalam kitab suci agama memiliki kebenaran sesuai dengan keyakinan yang digunakan untuk memahami.
b.      Kebenaran dikaitkan dengan karakteristik, cara atau alat yang digunakan seseorang membangun pengetahuannya. Implikasi dari pengguna alat untuk memperoleh pengetahuan melalui alat indera tertentu akan mengakibatkan karakteristik yang dikandung oleh pengetahuan memiliki cara tertentu untuk membuktikannya.
c.       Kebenaran yang dikaitkan atas ketergantungan terjadinya pengetahuan. Terjadinya relasi atau hubungan antara subjek dan objek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar