Jumat, 18 November 2016

FALIBILISME DALAM ALIRAN MATEMATIKA



FALIBILISME DALAM ALIRAN MATEMATIKA

Aliran Falibilisme menyatakan bahwa isi matematika murni pada akhirnya diturunkan dari dunia material. Menurutnya, matematika menangani hubungan kuantitaif dalam dunia nyata, sehingga asumsi kebenaran seperangkat aksioma baru akan nampak terbukti setelah melalui masa-masa panjang pengamatan dan pengalaman atas realitas, bukan berdasarkan pembuktian secara deduktifaksiomatik. Hal ini didukung oleh kemampuan operasi matematika diterapkan pada dunia nyata dan mendapatkan hasil yang bermakna, yang memperlihatkan adanya tarik menarik (afinitas) antara matematika dan dunia nyata, sehingga matematika memiliki kegunaan praktis. 
Menurut Lakatos (Ernest, 1991) banyak hasil kerja ahli matematika, ahli logika, dan filosof (seperti hasil kerja dari Russel, Fraenkel, Carnap, Weyl, von Neumann, Bernays, Church, Godel, Quine, Rosser, Curry, Mostowski, dan Kalmar) yang berpandangan bahwa tidak mungkin terdapat kepastian yang lengkap dalam matematika, bahkan mereka cenderung mendukung bahwa pengetahuan matematika mempunyai dan memerlukan landasan empiris, sebagai pintu masuk untuk menolak absolutisme.
Penolakan terhadap absolutisme tidaklah berarti bahwa matematika terbuang dari Taman Eden, tidak mempunyai realitas yang pasti dan kebenaran. Hilangnya kepastian tidak berarti hilangnya pengetahuan, sebab falibilisme menyatakan bahwa pandangan absolutisme hanyalah sebuah idealisasi berlebihan, lebih sebagai sebuah mitos belaka. Bagi aliran falibilisme matematika yang dikembangkan aliran absolutisme adalah dongeng indah yang tidak membumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar