FALIBILISME
DALAM ALIRAN MATEMATIKA
Aliran
Falibilisme menyatakan bahwa isi matematika murni pada akhirnya diturunkan dari
dunia material. Menurutnya, matematika menangani hubungan kuantitaif dalam
dunia nyata, sehingga asumsi kebenaran seperangkat aksioma baru akan nampak
terbukti setelah melalui masa-masa panjang pengamatan dan pengalaman atas
realitas, bukan berdasarkan pembuktian secara deduktifaksiomatik. Hal ini
didukung oleh kemampuan operasi matematika diterapkan pada dunia nyata dan
mendapatkan hasil yang bermakna, yang memperlihatkan adanya tarik menarik
(afinitas) antara matematika dan dunia nyata, sehingga matematika memiliki
kegunaan praktis.
Menurut
Lakatos (Ernest, 1991) banyak hasil kerja ahli matematika, ahli logika, dan
filosof (seperti hasil kerja dari Russel, Fraenkel, Carnap, Weyl, von Neumann,
Bernays, Church, Godel, Quine, Rosser, Curry, Mostowski, dan Kalmar) yang
berpandangan bahwa tidak mungkin terdapat kepastian yang lengkap dalam
matematika, bahkan mereka cenderung mendukung bahwa pengetahuan matematika
mempunyai dan memerlukan landasan empiris, sebagai pintu masuk untuk menolak
absolutisme.
Penolakan terhadap absolutisme tidaklah
berarti bahwa matematika terbuang dari Taman Eden, tidak mempunyai realitas
yang pasti dan kebenaran. Hilangnya kepastian tidak berarti hilangnya
pengetahuan, sebab falibilisme menyatakan bahwa pandangan absolutisme hanyalah
sebuah idealisasi berlebihan, lebih sebagai sebuah mitos belaka. Bagi aliran
falibilisme matematika yang dikembangkan aliran absolutisme adalah dongeng
indah yang tidak membumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar