Jumat, 11 November 2016

FILSAFAT PENDIDIKAN DAN KEPRIBADIAN



FILSAFAT PENDIDIKAN DAN KEPRIBADIAN

Dalam pengertian sederhana, filsafat diartikan sebagai kepribadian jatidiri  dan pandangan hidup seseorang, masyarakat atau bangsa. Kondisi ini dibentuk oleh tradisi kehidupan masyarakat ataupun oleh usaha yang terprogram.
Namun demikian, sesederhana apapun, pembentukan itu tak lepas dari peran pendidikan. Pendidikan menurut Hasan Langgulung, pada prinsipnya dapat dilihat dari dua sudut pandang: individu dan masyarakat (Hasan Langgulung, 1986:38).
Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk membimbing dan menghubungkan potensi individu. Sementara dari sudut pandang kemasyarakat, pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari generasi tua ke generasi muda agar nialai-nilai budaya tersebut tetap terpelihara. Dalam kontek ini dapat dilihat hubungan antara pendidikan dengan tradisi budaya dan kepribadian suatu masyarakat betapapun sederhananya masyarakat itu.
Transfer nilai-nilai budaya yang paling efektif adalah melalui proses pendidikan. Dalam masyarakat modern, proses pendidikan tersebut didasarkan pada suatu sistem yang sengaja dirancang sebagai program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraannya dibentuk kelembagaan pendidikan formal.
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu dan pewarisan-pewarisan nilai-nilai budaya. Kedua hal ini berkaitan erat dengan pandangan hidup satu masyarakat atau bangsa itu masingmasing. Dengan kata lain, sistem pendidikan bagaimanapun sederhana mengandung karakteristik tentang jati diri atau pandangan hidup masyarakat atau bangsa yang membuatnya.
Bangsa Indonesia yang memiliki filsafat dan pandangan hidup tersendiri, yaitu Pancasila. Pandangan hidup ini dengan sendirinya menjadi dasar dan sekaligus tujuan sistem pendidikan nasional. Dengan kata lain sistem pendidikan nasional disusun atas dasar filsafat pendidikan Pancasila. Sebab filsafat pendidikan merupakan ilmu pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha pemikiran dan pemecahan masalah-masalah pendidikan (Imam Barnadib, 1986:5).
Bila pendidikan dikembalikan pada fungsinya sebagai usaha untuk mengembangkan potensi individu dan sekaligus sebagai usaha untuk mewariskan nilai-nilai budaya, maka pendidikan juga menyangkut pembentukan kepribadian. Pendidikan berkaitan dengan usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku. Sedangkan kepribadian berhubungan dengan pola tingkah laku. 
Setidak-tidaknya, kepribadian dapat dilihat dari empat aspek muatannya. Pertama, aspek personalia, yaitu kepribadian dilihat dari pola tingkah laku lahir dan batin yang dimiliki seseorang. Kedua, aspek individualisme, yakni karakteristik atau sifat-sifat khas yang dimiliki seseorang, hingga dengan adanya sifat-sifat ini seseorang secara individu berbeda dengan individu lainnya. Ketiga, aspek mentalitas, sebagai perbedaan yang berkaitan dengan cara berpikir. Mentalitas sebagai gambaran pola pikir seseorang. Keempat, aspek identitas, yaitu kecenderungan seseorang untuk mempertahankan sikap dirinya dari pengaruh luar. Identitas merupakan karakteristik yang menggambarkan jati diri seseorang.
Berdasarkan keempat aspek tersebut, terlihat bagaimana hubungan antara pendidikan dan pembentukan kepribadian, dan hubungannya dengan filsafat pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai budaya sebagai pandangan hidup suatu bangsa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar