POSITIVISME LOGIS
Dalam
perkembangannya, positivisme mengalami perombakan dibeberapa sisi, hingga
munculah aliran pemikiran yang bernama Positivisme Logis yang tentunya di
pelopori oleh tokoh-tokoh yang berasal dari Lingkaran Wina.
Positivisme
logis adalah aliran pemikiran dalam filsafat yang membatasi pikirannya pada
segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi
dan relasi antara istilah-istilah. Fungsi analisis ini mengurangi metafisika
dan meneliti struktur logis pengetahuan ilmiah. Tujuan dari pembahasan ini
adalah menentukan isi konsep- konsep dan pernyataan-pernyataan ilmiah yang
dapat diverifikasi secara empiris.
Tujuan
akhir dari penelitian yang dilakukan pada positivisme logis ini adalah untuk
mengorganisasikan kembali pengetahuan ilmiah di dalam suatu sistem yang dikenal
dengan ”kesatuan ilmu” yang juga akan menghilangkan perbedaan-perbedaan antara
ilmu-ilmu yang terpisah. Logika dan matematika dianggap sebagai ilmu-ilmu
formal.
Positivisme
berusaha menjelaskan pengetahuan ilmiah berkenaan dengan tiga komponen yaitu
bahasa teoritis, bahasa observasional dan kaidah- kaidah korespondensi yang
mengakaitkan keduanya. Tekanan positivistik menggarisbawahi penegasannya bahwa
hanya bahasa observasional yang menyatakan informasi faktual, sementara
pernyataan-pernyataan dalam bahasa teoritis tidak mempunyai arti faktual sampai
pernyataan- pernyataan itu diterjemahkan ke dalam bahasa observasional dengan
kaidah-kaidah korespondensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar