PENGEMBANGAN DIRI
Mari kita bertolak dari pengertian dasar Aristoteles
yang sudah kita lihat, yaitu manusia tidak menjadi bahagia dengan malas-malasan
mau menikmati, melainkan dengan berbuat sesuatu. Manusia akan mengalami hidupnya
sebagai bermakna bukan karena ia pasif-pasif saja, melainkan manusia
mengembangkan dirinya dengan berbagai tindakan.Manusia menjadi bahagia dengan
mengembangkan diri, dengan membuat nyata kemampuan dan bakatnya. Pengembangan
diri sampai hari ini merupakan tujuan penting pendidikan yang bermutu.
Mengembangkan diri dengan menghadapi tantangan yang membuat diri kita menjadi
nyata dari sesuatu yang mungkin membuat kita menjadi nyata. Sehingga kita dapat
membangun identitas kita sendiri. Memang tindakan seperti itu terlihat sangat
berat, tetapi mengembangkan diri dengan menghadapi berbagai tantangan itulah yang
menjadikan hidup puas dan menjadi bermakna. Pengembangan diri tidak serta merta
dapat dirancang sedemikian rupa, seperti kita merencanakan studi kita. Kita
belum tahu bagaimana diri kita. Ketika kita merasa memiliki kompetensi pada
bidang tertentu, maka kita berusaha mengasah diri untuk professional dalam
bidang itu. Hidup tidak seluruhnya bisa direncanakan, jika terfokus pada
eksklusifitas rencana itu, secara tidak langsung telah membuat pembatas diri
untuk mengembangkan diri. Yang benar-benar membuat kita mengembangkan diri
adalah tantangan itu sendiri, karena tantangan itu datang tiba-tiba tanpa perencanaan.
Ketika tantangan itu datang, secara otomatis kita harus mengambil sikap untuk
menyelesaikan tantangan itu, dan sikap itulah yang mengembangkan diri kita. Kita
tentu berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri, tetapi juga perlu menerima
bahwa ada kemungkinan kita dibatasi baik oleh situasi di luar kita, maupun oleh
keterbatasan kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar