KONSTRUKTIVISME DALAM PENDIDIKAN
MATEMATIKA
Konskuktivisme
dapat digolongkan sebagai posisi kognitif dan perspektif metodologi (Noddings,
1973). Sebagai metodologi dalam ilmu-ilmu sosial, konstruklivisme menganggap
manusia menjadi subjek pengetahuan. Tingkah laku manusia merupakan maksud
utama, dan bahwa saat ini manusia sudah mernpunyai kapasitas pengembangan
tinggi untuk mengorganisasikan pengeta- huan (Magoon, 1977). Sebagai posisi
kognitif, kontruktivisme membenarkan bahwa pengetahuan dapat dikonstruk dan
bahwa instrumen-instrumen dari konstruksi merupakan unsur bawaan atau
konstruksi pengembangan. Pergeseran
filosofi di tahun 1950 dan 1970-an dari paham behavioris ke bermacam dalam
bentuk dari paham strukturalisme dan paham kognitisme disebabkan perubahan yang
menarik dalam psikologi, sosiologi, dan antropologi.
Paham tersebut dibangun kembali dan diperkuat oleh
keseluruhan studi lapangan psikolinguistik (Slobin, 10971). Psikologi kognitif
diperbarui dalam formasi konsep yang menarik, problem solving yang kompleks,
dan hubungan antara struktur kognitif dan tingkah laku. Satu bentuk dari
kognitifisme menjadi pengetahuan sebagai konstnrktivisme. Ulric Neisser menjelaskan bahwa pendekatan
terkini lebih melengkapi hubungan dari Barlett (1932, 1958) daripada sembarang
psikologi kontemporer yang lain. Sedangkan sumber ini paling tidak sama tua
dengan "psikologi tindakan" dari abad sembilan belas. Tuntutan
sentral adalah melihat, mendengar, dan mengingat yang semuanya adalah tindakan
dari konstruksi, yang mana dapat membuat lebih ataupun kurang dari penggunaan
informasi stimulus bergantung pada keadaan (1967:10). Teori Pieaget itu dalam
kondisi penting hanya dijelaskan, sepenuhnya konstrukivis. Konstruktivisme
merupakan sumber ide dalam subyek epistemologi, suatu mekanisme mengetahui
aktif bahwa mengetahui sampai dengan konstruksi. Konslruksi aktif ini
mengisyaratkan keduanya struktur dasar dari memulai konstruksi (struktur dari
asimilasi) dan proses transformasi atau kreasi yang tidak lain kontruksi. Ini
menyiratkan, juga suatu proses revisi berkelanjutan dari struktur (proses
akomodasi). Akhirnya, kons- truktivisme kognitif Piagef-mengutamakan logika
pada konstru- ktivisme metodologi.
Disamping itu, meskipun ada perbedaan konsep dalam pengembangan
konstruktivis yang mutakhir (dan beberapa dari ini akan menjadi penting dalam
analisis nnendatang), secara umum konstruktivis disepakati seperti berikut:
- Semua pengetahuan dibangun
- Ada struktur kognitif yang diaktifkan dalam proses konstruksi
- Struktur kognitif yang mendasari pengembangan berkelanjutan
- Pengakuan konstruktivisme sebagai posisi kognitif utarna untuk rnengadopsi konstruktivisrne metodologi.
- Metodologi konstruktivisme dalam penelitian mengena- bangkan metode dari studi yang cocok dengan asumsi dari kcnstruktivisme kognitif.
- Konstruktivisme pendidikan menduga metode mengajar yang cocok dengan konstruktivisme kognitif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar