Selasa, 13 Desember 2016

KONSTRUKTIVISME DALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

KONSTRUKTIVISME DALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

Konskuktivisme dapat digolongkan sebagai posisi kognitif dan perspektif metodologi (Noddings, 1973). Sebagai metodologi dalam ilmu-ilmu sosial, konstruklivisme menganggap manusia menjadi subjek pengetahuan. Tingkah laku manusia merupakan maksud utama, dan bahwa saat ini manusia sudah mernpunyai kapasitas pengembangan tinggi untuk mengorganisasikan pengeta- huan (Magoon, 1977). Sebagai posisi kognitif, kontruktivisme membenarkan bahwa pengetahuan dapat dikonstruk dan bahwa instrumen-instrumen dari konstruksi merupakan unsur bawaan atau konstruksi pengembangan.  Pergeseran filosofi di tahun 1950 dan 1970-an dari paham behavioris ke bermacam dalam bentuk dari paham strukturalisme dan paham kognitisme disebabkan perubahan yang menarik dalam  psikologi,  sosiologi, dan  antropologi.  Paham  tersebut  dibangun kembali dan diperkuat oleh keseluruhan studi lapangan psikolinguistik (Slobin, 10971). Psikologi kognitif diperbarui dalam formasi konsep yang menarik, problem solving yang kompleks, dan hubungan antara struktur kognitif dan tingkah laku. Satu bentuk dari kognitifisme menjadi pengetahuan sebagai konstnrktivisme.  Ulric Neisser menjelaskan bahwa pendekatan terkini lebih melengkapi hubungan dari Barlett (1932, 1958) daripada sembarang psikologi kontemporer yang lain. Sedangkan sumber ini paling tidak sama tua dengan "psikologi tindakan" dari abad sembilan belas. Tuntutan sentral adalah melihat, mendengar, dan mengingat yang semuanya adalah tindakan dari konstruksi, yang mana dapat membuat lebih ataupun kurang dari penggunaan informasi stimulus bergantung pada keadaan (1967:10). Teori Pieaget itu dalam kondisi penting hanya dijelaskan, sepenuhnya konstrukivis. Konstruktivisme merupakan sumber ide dalam subyek epistemologi, suatu mekanisme mengetahui aktif bahwa mengetahui sampai dengan konstruksi. Konslruksi aktif ini mengisyaratkan keduanya struktur dasar dari memulai konstruksi (struktur dari asimilasi) dan proses transformasi atau kreasi yang tidak lain kontruksi. Ini menyiratkan, juga suatu proses revisi berkelanjutan dari struktur (proses akomodasi). Akhirnya, kons- truktivisme kognitif Piagef-mengutamakan logika pada konstru- ktivisme metodologi.  Disamping itu, meskipun ada perbedaan konsep dalam pengembangan konstruktivis yang mutakhir (dan beberapa dari ini akan menjadi penting dalam analisis nnendatang), secara umum konstruktivis disepakati seperti berikut:
  1. Semua pengetahuan dibangun 
  2. Ada struktur kognitif yang diaktifkan dalam proses konstruksi 
  3. Struktur kognitif yang mendasari pengembangan berkelanjutan
  4. Pengakuan konstruktivisme sebagai posisi kognitif utarna untuk rnengadopsi konstruktivisrne metodologi.

  •   Metodologi konstruktivisme dalam penelitian mengena- bangkan metode dari studi yang cocok dengan asumsi dari kcnstruktivisme kognitif.
  •  Konstruktivisme pendidikan menduga metode mengajar yang cocok dengan konstruktivisme kognitif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar