CIRI-CIRI FILSAFAT DEWASA INI (ABAD
XIX DAN XX)
Filsafat dewasa ini
adalah pikiran-pikiran manusia yang tumbuh pada abad ke-19 dan ke-20. Pada
peride ini filsafat makin berkembang, dan ditandai dengan kembangnya ilmu-
ilmu, yang secara berangsur-angsur memisahkan antara filsafat dengan ilmu. Pengertian science tidak
hanya menunjukkan ilmu-ilmu kealaman saja, melainkan juga termasuk ilmu sosial,
seperti sosiologi, psikologi, antropologi, dan psikologi sosial, sehingga
akhirnya dibedakan antara natural sciences, dan social
science.
Adapun
ciri- ciri yang terjadi pada abad ke-19 harun hadiwijono yang dikutip oleh h.
Burhanuddin salam , mengemukan sebagai berikut :
1.
Daerah tempat filsafat berkembang
menjadi luas, termasuk Amerika dan uni soviet memberi sumbangannya.
2.
Ilmu pengetahuan berkembang cepat sekali,
terlebih-lebih lagi dalam bidang geologi, biologi dan kimia organis.
3.
Produksi yang dihasilkan mesin-mesin
sangat mengubah manusia dan memberikan kepada manusia suatu kosepsi
baru tentang kuasa dalam hubungan alam dan sekitarnya.
4.
Baik bidang filsafat maupun dibidang
politik ada suatu revolusi yang mendalam terhadap sistem-sistem tradisional
dalam pemikiran, dalam politik dan ekonomi, yang mengakibatkan adanya
serangan-serangan terhadap kepercayaan dan lembaga-lembaga yang hingga sekarang
dipandang tak tergoyahkan.
5.
Suatu faktor baru yang tampak pada zaman
ini ialah dominasi jerman secara intelektual dimulai oleh kant.
Idealisme setelah kant dan yang kemudian, besar sekali pengaruhnya
terhadap sejarah di jerman.
6.
Pada abad ke-17 dikuasai oleh pemikiran
galileo dan newton, maka pada abad ke-19 pengaruh darwin besar sekali.
Pada zaman modern
muncul pandangn-pandangan naturaslitik seperti linnacusmemberikan
sumbangan yang berharga kepada botani dengan sistem
klasifikasinya yang terkenal. Kemudia Buffon percaya bahwa binatang secara
langsung dipengaruhi oleh lingkungannya. Sedangkan lamarck (1744
– 1829 ) mengemukakan pandangannya yang menekankan pentingnya
adaptasi dari setiap organisme terhadap lingkungannya.
Yang mempengaruhi
pandangan darwin ialah lyell dan mahhus. Lyell
mengemukakan bahwa didunia diciptakan bukan karena kekuatan supernatural
melainkan karena cara geologisnya saja. Maltus dengan teorinya tentang
penduduk, mengemukakan bahwa dimana-mana manusia dihadapkan kepada perjuangan
untuk hidup, karena persedian makan secara ilmiah tidak akan mencukupi
perkembangan jumlah penduduk secara ilmiah pula.
Dengan teori
evolusinya, darwin berpendapat bahwa kehidupan makluk hidup, berkembang dari species
yang tidak sempurna kepada spesies yang kompleks, kepada kehidupan yang lebih
tinggi dan yang sempurna. Dalam perjalanan menuju ke tingkat yang lebih tinggi
itu berlaku rumus, “survival of the fiitest”, hanya yang kuat yang
dapat hidup.
Teori evolusi darwin
memberi dorongan baru dalam studi sosiologi. Seperti kehidupan organisme yang
ditentukan oleh lingkungannya, manusia dipandang sebagai bagian dari lembaga-
lembaga sosial.
Makin banyak para ahli
sosiologi menyadari bahwa lembaga-lembaga tersebut berada dalam perkembangan
yang tidak ada wujudnya. Karena itu bukan sosiologi menurut pengikut darwin
tidak berlaku hukum-hukum absolut yang pasti berlaku sepanjang masa. Teori itu
nantinya banyak memberikan pengaruh terhadap pragmatisme dari jhon
dewey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar