DUA PANDANGAN FILOSOFIS TENTANG
KENYATAAN HIDUP YANG SEBENARNYA
Sangat banyak orang yang
memikirkan kehidupan terutama orang yang telah dewasa. Mereka biasanya berpikir
tentang cara menghasilkan uang untuk bertahan hidup, tetapi tidak jarang yang berpikir tentang
keluarga lebih dari uang. Sisi yang paling jarang dipikirkan dari kehidupan
adalah kenyataan tentang kehidupan. Apakah itu kehidupan? Apakah ini semua
adalah kenyataan?
Ada dua teori tentang
kenyataan. Pertama, kehidupan bukanlah kenyataan, kenyataan sesungguhnya ada
dalam ide yang asalnya entah di mana. Sesuatu yang terlihat adalah bayangan
dari ide.
Kenyataan adalah Ide
Ada
dua teori tentang kenyataan. Pertama, segala yang ada dalam kehidupan bukanlah
kenyataan, kenyataan sesungguhnya ada pada ide dan sesuatu yang terlihat dalam
kehidupan adalah bayangan dari ide. Teori tentang kenyataan ini dikeluarkan
pertama kali oleh filsuf Yunani kuno yaitu Plato (427-347 SM). Menurut Plato,
segala benda inderawi dalam kehidupan memiliki perubahan oleh karena itu maka
tidak dapat disebut sebagai yang hakiki. Sesuatu yang hakiki hanya bisa
ditangkap apabila sesuatu itu tidak mengalami perubahan. Dengan kata lain,
sesuatu yang hakiki adalah sesuatu yang selalu tetap.
Satu
ide mengandung hanya satu ide, tidak bisa satu ide mengandung dua atau lebih
ide. Logikanya, jika ide “manusia” dicampur dengan ide “binatang” maka akan ada
namanya ide “manusia binatang”. Jika dibayangkan, bagaimana kira-kira konsep
“manusia binatang”? Mana yang harus didahulukan konsep manusia atau binatang
terlebih dahulu? Subjektif dan merepotkan bukan? Dengan kata lain, di sini
Plato hendak mengatakan bahwa satu ya satu, dua ya dua, dan tidak akan pernah
satu sama dengan dua. Ide selalu ada, ia tidak akan pernah hancur oleh karena
itu satu-satunya yang nyata dan dapat dipertanggung jawabkan adalah ide.
Kenyataan adalah Benda Konkrit
Teori tentang kenyataan yang
kedua ini berlawanan dengan teori yang mengatakan bahwa kenyataan adalah ide.
Teori yang kedua ini memiliki isi bahwa kenyataan terdapat dalam benda konkrit
yang bisa dilihat dalam kehidupan. Benda konkrit sangat dekat dalam kehidupan
sehari-hari seperti meja, kursi, pintu, kipas angin, jam tangan, kertas, air,
tembok, batu, sepatu, dan lain-lain. Secara logis dapat diterima bahwa benda
yang telah disebutkan tadi dapat dilihat, disentuh, dan dirasakan. Dengan kata
lain, benda konkrit termasuk sesuatu yang dapat diinderai.
Argumentasi yang dipakai
Aristoteles adalah mengikatkan teorinya dengan konsep materi dan bentuk,
sehingga jelaslah dari mana asal muasal suatu benda. Misalnya, ada pagar yang
terbuat dari besi, di sini yang dapat disebut sebagai materi adalah besi dan
bentuk adalah pagar. Menurut Aristoteles materi dan bentuk merupakan dua hal
yang saling berkaitan, sehingga keduanya harus melengkapi satu sama lain. Tidak
bisa materi tanpa bentuk atau bentuk tanpa materi. Nah, gabungan dari materi
besi dan bentuk pagarlah yang menyebabkan adanya benda yang dapat dikenali
sebagai pagar besi. Tidak hanya pagar, besi bisa dibentuk sesuai dengan yang
diinginkan misalnya wajan, badan lokomotif, mesin, dan lain-lain. Dengan ini,
sesungguhnya hakikat kenyataan bisa dimulai dan diketahui dari benda-benda yang
ada di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar