Senin, 31 Oktober 2016

Socrates Hidup dan Kematian Bapak Filsafat Barat



SOCRATES HIDUP DAN KEMATIAN BAPAK FILSAFAT BARAT

Socrates bisa dianggap sebagai bapak filsafat Barat. Pengaruhnya dapat ditemukan di hampir semua karya-karya filsafat, dengan pandangannya masih didiskusikan dan diperdebatkan hingga saat ini. Socrates hidup di Athena kuno antara tahun 470-399 SM. Dia adalah seorang filsuf terkenal yang menghidupi diri sendiri sebagai tukang batu. Sebagai seorang filsuf, merupakan hal yang aneh bahwa Socrates tidak pernah menuliskan apapun yang menjadi pandangannya. Itu sebab, pandangan Socrates hanya bisa didapatkan dari tulisan filsuf kuno lain seperti Xenophon, Aristoteles dan Plato. Semua filsuf tersebut menulis tentang Socrates setelah kematiannya. Satu-satunya karya yang yang diketahui yang menulis tentang Socrates selama hidupnya adalah drama fiksi berjudul “Clouds”. Banyak orang percaya bahwa Socrates menjalani kehidupan yang terhormat dan berbudi luhur serta berusaha selalu patuh pada hukum negara. Dia menjalani hidup sesuai dengan prinsip-prinsip luhur dan sangat percaya pada keadilan. Socrates percaya bahwa kebajikan adalah pengetahuan. Meskipun memiliki karakter mulia, Socrates mendapat banyak kritik yang akhirnya membuahkan kecaman dan menjadi penyebab kematiannya.
Socrates tidak disukai oleh banyak warga elit Athena. Hal ini disebabkan oleh apa yang sekarang disebut sebagai ironi Socrates dan metode Socrates. Ironi Socrates berarti bahwa seseorang berpura-pura menjadi bodoh untuk mengekspos kepercayaan yang salah dari lawannya selama diskusi. Sedangkan metode Socrates mengacu pada serangkaian pertanyaan dan jawaban yang dimaksudkan untuk menganalisis, menguji, atau mendefinisikan konsep tertentu. Socrates terkenal mengklaim bahwa satu-satunya hal yang dia tahu adalah bahwa dia tidak tahu apa-apa, sehingga disebut sebagai ironi Socrates. Dia sering berdiskusi dengan orang yang mengaku bijak di seluruh Athena untuk belajar dari mereka melalui metode Socrates. Dengan pertanyaannya, Socrates bermaksud menunjukkan kurangnya dasar dalam keyakinan mereka. Hal ini pada gilirannya membuat malu banyak kaum aristokrat sejamannya. Namun, kaum muda justru tertarik dengan metodenya sehingga Socrates mendapatkan banyak pengikut. Golongan yang tidak puas lantas membuat tuduhan palsu bahwa Socrates berusaha merusak kaum muda dan menyembah dewa-dewa palsu.
Socrates adalah guru dan mentor dari filsuf besar Plato. Dalam karyanya, Plato juga menciptakan karakter Socrates figuratif. Socrates figuratif merupakan tokoh yang diciptakan Plato untuk mengekspresikan pandangannya.

Hati dan Akal Manusia



HATI DAN AKAL MANUSIA

Hati dalam bahasa Al-Quran disebut dengan Qolbu, sedangkan akal disebut beberapa kali dalam Al-Quran dalam bentuk kata kerja (fi'il/verb) seperti ya'qilun dan ta'qilun. Menurut Prof. Harun Nasution Al-Quran tidak pernah menyebut kata aql dalam posisinya sebagai kata benda (isim/noun), beda dengan hati yang disebut Al-quran dalam kapasitasnya sebagai kaya benda (isim/noun).
Al-Quran juga menyebutkan bahwa relasi antara hati dan akal tidak dapat dipisahkan. Qolbu/Qolb dalam perspektif Al-Quran merupakan lokus pemahaman manusia, disebutkan dengan kalimat lahum quluwbun la yafqohuna biha (al-A'raf;179) (mereka punya hati tapi tidak mampu memahami) dan lahum quluwbun la ya'qiluwna biha (al-Haj;46) (mereka punya hati tapi tidak mampu berfikir). Dengan demikian dapat ditarik benang merah bahwa hati/qolb adalah organ/benda dalam tubuh manusia yang mempunyai fungsi untuk berfikir atau memahami segala-sesuatu. Dengan kata lain berpikir atau memahami merupakan mekanisme kerja dari hati yang dalam Al-Quran sendiri disebutkan letaknya ada di dalam dada (al-Haj;46).
Pada umumnya banyak orang menganggap bahwa hati adalah tempat (lokus) dimana perasaan, keinginan, emosi seorang manusia berada. Adapun letak hati dalam susunan fisiologis manusia ada di dalam dada.  Sedangkan akal adalah lokus pusat berpikir manusia yang letaknnya ada di kepala. Anggapan ini mungkin yang selama ini kita terima turun temurun dari generasi ke genarasi, tanpa pernah kita kaji kembali kebenarannya.
Aktifitas berfikir manusia merupakan peran akal, dan peran hati dikesampingkan hanya sebagi tempat emosi/perasaan berasal. Pakar linguistik bahasa Al-Quran asal Jepang ini menyatakan bahwa ketika pengaruh filsafat Yunani masuk dalam perbendaharaan keilmuan Islam dalam hal ini ilmu kalam dan filsafat Islam, para cendekiawan masa silam mengidentikkan akal dengan nous yang dalam Filsafat Yunani dianggap sebagai pusat daya fikir dalam jiwa manusia. Sejak saat itulah mulai difahami bahwa berfikir itu merupakan kerja dari akal.


SEJARAH FILSAFAT BARAT DAN TIMUR



SEJARAH FILSAFAT BARAT DAN TIMUR

Pada umumnya filsafat terbagi menjadi 2 garis besar yaitu filsafat Barat (occidental) dan Timur (oriental). Filsafat barat dan filsafat Timur tentu sangat berbeda karakteristinya karena berkembang di daerah yang berbeda dengan kebudayaan serta peradaban yang berbeda pula. Banyaknya ilmuwan dari Barat yang selalu menciptakan inovasi baru untuk kemajuan dunia membuat filsafat Timur kurang mendapat perhatian. Filsafat Timur memang terkenal dengan sifatnya yang religius, mistis-magis sehingga kurang bisa diterima secara rasional. Filsafat Timur berkembang di daerah China, India, Jepang yang banyak memunculkan pemikiran-pemikiran dan digunakan pedoman oleh masyarakat bagian timur. Di wilayah Timur juga terkenal sebagai wilayah yang mempunyai peradaban besar didunia dan sumber agama serta pandangan tentang manusia dan dunia. Banyak orang yang mencari ketenangan di daerah Timur karena dianggap memiliki suatu keadaan yang mendamaikan dan mententramkan jiwa. Cara pandang filsafat Timur lebih pada realita yang terjadi di sekitarnya, lebih memikirkan tentang dunia dan sesamanya.
Secara geografis wilayah Barat dan Timur memiliki banyak perbedaan, hal ini juga tetntu mempengaruhi cara berfikir mereka. Perbedaan paham antara Barat dan Timur yaitu jika di dunia belahan Timur mempunyai banyak negara dan banyak penduduk dengan jumlah yang besar serta angka kelahiran yang sangat tinggi. Mereka juga masih tergolong sebagai golongan menengah kebawah, sedangkan di dunia bagian barat sudah mengembangkan kemajuan teknologi sejak lama. Manusia di bagian barat juga tergolong aktif sedangkan di Timur tergolong pasif. Hal ini sesuai dengan keyakinan dan ajaran pokok mereka seperti Konfusianisme, Taoisme, Budhisme, dan lain-lain (Kebung, 2011: 8).
Didunia belahan Timur mereka lebih menekankan pada intuisi dan juga pada batiniah, spiritual, dan mistis. Berdasarkan hal inilah maka orang Timur mempercayai bahwa dengan memiliki jiwa yang baik maka mereka akan mencapai kebijaksanaan dan kebaikan hidup. Jika di bagian barat mereka lebih condong pada keadaan masyarakat sekitar serta pada ilmu pengetahuan. Didunia barat yang mereka lihat adalah objek dan kerja lapangan jadi manusia harus menguasai alam untuk kepentingannya. Jika didaerah timur manusia merupakan bagian dari alam. Orang Barat berpedoman “to do is more important than to be” (berbuat lebih penting daripada sekedar ada), jika orang timur lebih kepada “to be is more important than to do” (kehadiran lebih penting daripada seseorang perbuat), jadi orang timur kurang suka denganpertentangan dan konflik (Kebung, 2011: 8).
Cara berfikir orang timur lebih pada cara mereka melihat dunianya, bagaimana mereka melihat diri sendiri dan sesama, dan bagaimana mereka menggantungkan diri pada Sang Pencipta. Persprektif filsafat orang timur lebih pada human dan religius. Arah gerak filsafat Barat muncul karena pemikiran rasional dari para filusuf. Misalnya Karl Marx yang mempunyai pemikiran tentang historis matrealisme. Karl Marx berfikiran secara rasional karena saat itu kapitalisme sedang genjar dan juga kaum borjuis telah menindas kaum buruh sehingga kaum buruh harus sengsara dibawah majikannya. Marx menginginkan masyarakat tanpa kelas sehingga dia ingin memperjuangkan hak kelas dalam masyarakat. Karl Marx akhirnya mengeluarkan teori konflik yang tujuannya ingin masyarakat menjadi sama rata dan sama rasa.
Arah gerak filsafat Timur lebih kepada intuisi, intelegensi dan akal budi. Tujuan dari Filsafat Timur lebih mengedepankan ilmu pengetahuan yang didasari moralitas tujuannya agar manusia menjadi bijaksana dalam menjalani hidup. Misalnya filsafat Konfusius yang lebih mengedepankan moral dan kebajikan. Konfusius melihat bahwa rakyat Tiongkok yang sedang mengalami krisis dalam bermoral. Akhirnya Konfusius memutuskan untuk mengamalkan dan mengajarkan nilai-nilai moral serta kebajikan yang diajarkan pada murid-muridnya.
Dalam filsafat barat yang dijadikan subjek adalah manusia dan alam dijadikan objek, jadi mereka memanfaatkan alam untuk kepentingan mereka sedangkan di filsafat timur alam dan manusia lebih menyatu. Mereka menganggap bahwa alam merupakan bagian dari manusia yang harus dipelihara. Pandangan Filsafat Barat terhadap cita-cita hidup diisi dengan bekerja dan bersikap aktif sebagai kebaikan tertinggi. Dengan sifat yang rasional filsafat barat lebih memandang dengan bekerja keras maka segala kebutuhan akan terpenuhi. Sedangkan pandangan filsafat Timur mengenai cita-cita hidup yaitu lebih kepada harmonisan, ketenangan.Mereka berprinsip bahwa kehidupan dijalankan dengan sederhana dan menyesuaikan dengan alam.